Minggu, 25 November 2012

Renungan ( Paradigma )


Marilah sesekali kita termenung (tafakur) memikirkan diri sendiri, apa yang telah kita kerjakan yang telah lalu (rasanya hanya beberapa hari saja/yauman aw ba’dlo yaum). Perjalanan kita ke depan masih sangat panjang sampai menembus batas waktu yang tidak ada batasnya (kholidina fiiha abada). Kita selalu disibukkan oleh urusan duniawi yang tidak ada ujung pangkalnya dan tidak pernah selesai. 

Marilah kita menghisab (mawas diri) untuk mengetahui siapa diri kita yang sebenarnya (sajatining sarira). Cobalah bayangkan seandainya kita di tengah Pulau Jawa, sebesar apa kita? Apabila kita berdiri di tengah Dunia sebesar apa?. Lalu ada apa dengan manusia?. Sebenarnya manusia tidak punya apa- apa kecuali apa yang dikaruniakan Allah, tidak bisa apa-apa kecuali apa yang diajarkan Allah, dan tidak mengerti apa-apa kecuali jika Allah memberikan pemahaman kepada hatinya. Al Quran menyebutnya sebagai dabbah ( bukan apa-apa tapi apa manusia itu / nothing but something ). Tetapi uniknya justru “kuman” yang sangat kecil ini diberi amanah oleh Allah untuk menjadi khalifah di bumi Qs. Al Ahzab (33) : 72

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...