Marilah sesekali
kita termenung (tafakur) memikirkan diri sendiri, apa yang telah kita kerjakan
yang telah lalu (rasanya hanya beberapa hari saja/yauman aw ba’dlo yaum).
Perjalanan kita ke depan masih sangat panjang sampai menembus batas waktu yang
tidak ada batasnya (kholidina fiiha abada). Kita selalu disibukkan oleh urusan
duniawi yang tidak ada ujung pangkalnya dan tidak pernah selesai.
Marilah kita
menghisab (mawas diri) untuk
mengetahui siapa diri kita yang sebenarnya (sajatining sarira). Cobalah
bayangkan seandainya kita di tengah Pulau Jawa, sebesar apa kita? Apabila kita
berdiri di tengah Dunia sebesar apa?. Lalu ada apa dengan manusia?. Sebenarnya
manusia tidak punya apa- apa kecuali apa yang dikaruniakan Allah, tidak bisa
apa-apa kecuali apa yang diajarkan Allah, dan tidak mengerti apa-apa kecuali
jika Allah memberikan pemahaman kepada
hatinya. Al Quran menyebutnya sebagai dabbah
( bukan apa-apa tapi apa manusia itu /
nothing but something ). Tetapi uniknya justru “kuman” yang sangat kecil ini diberi amanah oleh Allah untuk menjadi khalifah di bumi Qs. Al Ahzab (33) : 72
Allah
berfirman : Qs. Lukman (31) : 20 ; “ Tidakkah
kamu perhatikan sesungguhnya Allah telah menundukan untuk (kepentingan)mu apa
yang di langit dan apa yang di bumi dan menyempurnakan untukmu ni’matNya lahir
dan batin. Dan diantara manusia ada yang membantah tentang (keesaan) Allah
tanpa ilmu pengetahuan atau petunjuk dan tanpa kitab yang memberi penerangan.”
Dunia diciptakan
oleh Allah dan ditundukan untuk Manusia dan bukan untuk yang lain. Sungguh kita
berdosa, jika kita tidak mau bersyukur untuk dapat menikmati dunia sebagai
karunia-Nya. Tetapi kitapun akan berdosa juga kalau dunia dijadikan sebagai
tujuan dan dinikmati secara berlebihan yang dapat menimbulkan lupa pada Pemberi-Nya.Langit,
bumi dan gunung bahkan para Malaikat dan Jin ditundukkan Allah supaya sujud dan hormat kepada Manusia.
Firman : Qs. Al
Israa (17) : 44 : “ Langit
yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. Dan tak
ada suatupun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak
mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha
Pengampun. “
Qs. Al Mu’min (40) : 7-9 ; 7. (Malaikat-malaikat) yang memikul 'Arsy dan malaikat
yang berada di sekelilingnya bertasbih memuji Tuhannya dan mereka beriman
kepada-Nya serta memintakan ampun bagi orang-orang yang beriman (seraya
mengucapkan): "Ya Tuhan kami, rahmat dan ilmu Engkau meliputi segala
sesuatu, maka berilah ampunan kepada orang-orang yang bertaubat dan mengikuti
jalan Engkau dan peliharalah mereka dari siksaan neraka yang menyala-nyala.
8. Ya Tuhan
kami, dan masukkanlah mereka ke dalam syurga 'Adn yang telah Engkau janjikan
kepada mereka dan orang-orang yang saleh di antara bapak-bapak mereka, dan
isteri-isteri mereka, dan keturunan mereka semua. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha
Perkasa lagi Maha Bijaksana.
9. Dan
peliharalah mereka dari (balasan) kejahatan. Dan orang-orang yang Engkau
pelihara dari (pembalasan) kejahatan pada hari itu maka sesungguhnya telah
Engkau anugerahkan rahmat kepadanya dan itulah kemenangan yang besar."
Semoga
Allah yang Maha Agung dan Maha Sempurna memberikan karunia RASA MALU kepada kita, sekiranya kita tidak banyak
melakukan Tasbih untuk Memuji Allah melebihi mereka (makhluk ciptaan Allah yang
lain).
Allah
berfirman : Qs. Ar Ruum (30) : 41
Telah nampak
kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya
Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar
mereka kembali (ke jalan yang benar)
Note : Dan kerusakan yang paling parah
adalah merusak diri sendiri (dhalimun li
nafsih).
Allah
berfirman : Qs. At Tahrim (66) : 6 (Quu
anfusakum wa ahlikum naaro)
Hai orang-orang
yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan
bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar,
keras dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada
mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.
Qs.
Thaa haa (20) : 132
Dan
perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam
mengerjakannya. Kami tidak meminta rezki kepadamu, Kamilah yang memberi rezki
kepadamu. Dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa.
Belajar mengenal Allah (ma'rifatullah) bukanlah hal yang sulit atau misteri yang rumit karena
Allah menurunkan Al Quran bukan untuk mempersulit Manusia.
Qs.
Qaaf (50) : 16
Dan sesungguhnya Kami
telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan
Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya,
Qs.
An Nahl (16) : 19
Dan Allah mengetahui
apa yang kamu rahasiakan dan apa yang kamu lahirkan.
Qs.
An Nahl (16) : 90
Sesungguhnya
Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum
kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan.
Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.
Dan Jika Allah tahu yang terlintas di hati manusia dan
lebih dekat dari urat lehernya, maka logika nalarnya tentu lebih mudah untuk
menjumpai-Nya daripada untuk menjumpai Ketua RT atau Presiden yang harus
melalui protokoler dengan perantaraan sebab atau wasilah lewat kuburan para Waliyullah,
Kyai, Ustadz atau kepada Nabi
sekalipun, dan ayat tersebut di atas mengisyaratkan kepada para pencari
kebenaran hakiqi (absolut) untuk
berhubungan langsung kepada sumber sebab (Allah Swt) tanpa terhalang oleh sesuatu
apapun baik tulisan,bahasa ataupun suara selain suara hati. Sulit menjumpai
Allah karena kita tidak menjalankan perintah Allah dan Rasul-Nya dengan baik
dan benar. Rasulullah Saw bersabda secara universal
(bersifat umum), jika kamu membaca Subbahanallah
33x, Alhamdulillah 33x, Allahu Akbar
33x, dan Laa illaha ilallah 1x setelah shalat, maka fadilahnya ibarat kamu
berjalan tidak ada yang dapat menyusulmu. Bisa dibayangkan kalau kita
membacanya 100x atau bahkan lebih setiap selesai shalat, hasilnya anda boleh
rasakan sendiri. Namun dalam praktek pada umumnya shalat seperti capung cebok,
selesai salam langsung ngacir.
Rasulullah
SAW bersabda lagi, jika engkau membaca Laa illaha ilallah wahdahu laa syarikalah
lahul mulku walahul hamdu wa huwa alla kuli syain qodir 100x, fadilahnya sama dengan membebaskan 10
budak, diampuni dosanya 100, diberi pahala 100 dan Setan tidak sanggup
mengganggumu serta tidak bisa dikalahkan dalam pembicaraan yang haq, kecuali oleh orang yang mengamalkan
lebih dari itu. Pertanyaanya, Apakah Panjenengan biasa mengamalkannya? Alhamdulillah wa syukurillah wallahu
‘alam bi shawab.
Sekarang
marilah kita marifat (mengenal) siapa Allah, yang bisa kita jumpai dengan alat yang bernama Shalat (shalatul
haq). Ashalatu mi rajul mukminin (Hadist).
Allah
berfirman : Qs. Al Baqarah
(2) : 152
Ingatlah
kepada-Ku, niscaya Aku ingat pula kepadamu, bersyukurlah kepada-Ku dan jangan
mengingkari nikmat-Ku (fadzkuruli adz kurkum wasykuruli
wala takfurun. Inilah sirothol mustaqim (jalan yang lurus) bukan seperti rambut dibelah
7.
Setelah
selesai shalat berdzikirlah dengan
khusyu dan bertasbihlah sebanyak-banyaknya
dengan memuji Allah seperti dianjurkan Allah dalam Al Qur’an ;
Qs. Al Ahzab (33) : 41-43
41. Hai
orang-orang yang beriman, berdzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, dzikir
yang sebanyak-banyaknya.
42. Dan
bertasbihlah kepada-Nya diwaktu pagi dan petang.
43.
Dialah yang memberi rahmat kepadamu dan malaikat-Nya (memohonkan ampunan
untukmu), supaya Dia mengeluarkan kamu dari kegelapan kepada cahaya (yang
terang). Dan adalah Dia Maha Penyayang kepada orang-orang mukmin.
Qs. Thahaa (20) : 130-131
130. Maka
sabarlah kamu atas apa yang mereka katakan, dan bertasbihlah dengan memuji
Tuhanmu, sebelum terbit matahari dan sebelum terbenamnya dan bertasbih pulalah
pada waktu-waktu di malam hari dan pada waktu-waktu di siang hari, supaya kamu
merasa senang.
131. Dan
janganlah kamu tujukan kedua matamu kepada apa yang telah Kami berikan kepada
golongan-golongan dari mereka, sebagai bunga kehidupan dunia untuk Kami cobai
mereka dengannya. Dan karunia Tuhan kamu ( ketaqwaan ) adalah lebih baik dan
lebih kekal.
Qs. Qaaf (50) : 39-40
39. Maka
bersabarlah kamu terhadap apa yang mereka katakan dan bertasbihlah sambil
memuji Tuhanmu sebelum terbit matahari dan sebelum terbenam(nya).
40. Dan
bertasbihlah kamu kepada-Nya di malam hari dan setiap selesai shalat.
Qs. Ath Thuur (52) : 48-49
48. Dan
bersabarlah dalam menunggu ketetapan Tuhanmu, maka sesungguhnya kamu berada
dalam penglihatan Kami, dan bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu ketika kamu
bangun berdiri.
49. Dan
bertasbihlah kepada-Nya pada beberapa saat di malam hari dan di waktu terbenam
bintang-bintang (di waktu fajar).
Qs. Al Insaan (76) : 24-26
24. Maka
bersabarlah kamu untuk (melaksanakan) ketetapan Tuhanmu, dan janganlah kamu
ikuti orang yang berdosa dan orang yang kafir di antar mereka.
25. Dan
sebutlah nama Tuhanmu pada (waktu) pagi dan petang.
26. Dan
pada sebagian dari malam, maka sujudlah kepada-Nya dan bertasbihlah kepada-Nya
pada bagian yang panjang dimalam hari.
Jika panjenengan kerso mengamalkan
Dzikir dan Tasbih kepada Allah yang sebanyak–banyaknya (dzikron katsiro) dengan
tuma’ninah dan mutma’inah, Insya Allah bisa berjumpa dengan Allah dan
bersinergi dalam kebersamaan dan Kesempurnaan bahasa qodrat dan iradhat Allah
yang Haq. Kebenaran Haqiki atau Absolut adalah kebenaran tanpa tulisan,tanpa bahasa,tanpa
suara (tanpa hijab/penghalang/perantara apapun) kecuali suara hati (sir). Kearifan
lokal menyebutnya sebagai Sir Rasa, Sir Rumangsa dan Sir Anggarbeni.
Al Quran adalah mukjizat yang menurut cara pandang
disiplin ilmu (intelektual) adalah Paradigma (cara pandang Allah terhadap
segala sesuatu). Semua utusan Allah dilengkapi oleh Mukjizat dan semuanya raib
(hilang) bersamaan dengan meninggalnya
para utusan Allah tersebut, kecuali Al Quran yang merupakan Mukjizat
Nabi Muhammad yang selanjutnya diwariskan kepada kita (assalamu alaina wa ala ibadillahi sholihin). Banyak di antara kita kaum
muslimin kurang menyadari untuk menjadikan Al Quran sebagai panutan hidup (way of life),dan bukan panutan kepada
manusia atau yang lain selain hadist.
Rasullullah bersabda :
Wahai anakku Fatimah,
bersodaqohlah walaupun dengan sebutir kurma. Sungguh kelak disisi Allah aku
tidak dapat menolongmu kecuali jika Allah mengijinkan.
Allah berfirman : Qs. Ar Ra’d (13) : 31
Dan sekiranya ada suatu
bacaan (kitab suci) yang dengan bacaan itu gunung-gunung dapat digoncangkan
atau bumi jadi terbelah atau oleh karenanya orang-orang yang sudah mati dapat
berbicara, (tentulah Al Quran itulah dia). Sebenarnya segala urusan itu adalah
kepunyaan Allah. Maka tidakkah orang-orang yang beriman itu mengetahui bahwa
seandainya Allah menghendaki (semua manusia beriman), tentu Allah memberi
petunjuk kepada manusia semuanya. Dan orang-orang yang kafir senantiasa ditimpa
bencana disebabkan perbuatan mereka sendiri atau bencana itu terjadi dekat
tempat kediaman mereka, sehingga datanglah janji Allah. Sesungguhnya Allah
tidak menyalahi janji.
Qs. Al Hasyr (59) : 21 ; ” Kalau sekiranya Kami turunkan Al-Quran ini kepada sebuah gunung, pasti
kamu akan melihatnya tunduk terpecah belah disebabkan ketakutannya kepada
Allah. Dan perumpamaan-perumpamaan itu Kami buat untuk manusia supaya mereka
berfikir.”
Al
Quran adalah mukjizat yang dikaruniakan oleh Allah kepada Nabi Muhammad Saw, dalam
pelaksanaanya terjadi distorsi (pemutar balikan fakta,penyimpangan) yang diakibatkan oleh konflik
kepentingan, golongan, organisasi Islam, politik, budaya (adat istiadat) dan
mahzab karena pengaruh jahiliah dan hadist-hadist bodong (Israiliat) yang tidak senafas atau tidak relevan dengan Al Quran
dan degradasi (kemunduran) karena taqlid
buta, dengan mencium tangan kyai, ustadz, imam, pemimpin yang tidak punya
jaminan tangannya bersih dari dosa dan mensakralkan (mensucikan) tulisan dan
bahasa Arab, padahal seluruh tulisan dan bahasa itu di sisi Allah sama
derajatnya (normatif bersifat
manusiawi yang dibatasi oleh dimensi ruang dan waktu).
Kitab Taurat yang diturunkan kepada Nabi Musa
as,berbahasa Yahudi (Ibrani) dan kalau Nabinya orang batak pasti Kitabnya
bahasa Batak. Jadi yang dimaksud Suci bukan bahasa dan tulisannya tetapi Nur Nya
(Qs. At Taghaabun (64) : 8 dan Qs. An Nur (24) : 35). Disebabkan hal tersebut
di atas, maka manusia bukan mencari kebenaran tetapi memperebutkan kebenaran. Masing-masing
golongan merasa benar sendiri karena tidak mengenal Allah, sehingga tidak tahu bahasa
Allah yang sebenarnya unormatif (haqiki
atau Absolut). Prinsip atau dasar kebenaran haqiqi adalah kebenaran yang tidak
berpihak kepada apapun selain berpihak kepada Al Haq (Allah) itu sendiri yaitu kebenaran yang bersifat Illahiyah Qs. (2) : 147 dan bersifat lain daripada yang
lain (Laisa kamitslihi syai’un).
Allah Berfirman : Qs. Al Mu’minuun (23) : 52-54
52. Sesungguhnya
(agama tauhid) ini adalah agama kamu semua, agama yang satu, dan Aku adalah
Tuhanmu, maka bertakwalah kepada-Ku.
53. Kemudian
mereka (pengikut-pengikut rasul itu) menjadikan agama mereka terpecah belah
menjadi beberapa pecahan (73 golongan). Tiap-tiap golongan merasa
bangga dengan apa yang ada pada sisi mereka (masing-masing).
54. MAKA BIARKANLAH MEREKA DALAM
KESESATANNYA SAMPAI SUATU WAKTU.
Qs. An Nahl (16) : 89; “ Dan ingatlah akan hari (ketika) Kami bangkitkan pada tiap-tiap umat
seorang saksi atas mereka dari mereka sendiri dan Kami datangkan kamu
(Muhammad) menjadi saksi atas seluruh umat manusia. Dan Kami turunkan kepadamu
Al Kitab (Al Quran) UNTUK
MENJELASKAN SEGALA SESUATU dan PETUNJUK SERTA RAHMAT dan
KABAR GEMBIRA bagi orang-orang yang
BERSERAH DIRI (Tawakal/Ridho/Ikhlas)
kepada Allah Swt. “
Al Quran tidak sekedar sebagai hudan (petunjuk untuk
dilaksanakan) tetapi juga sebagai furqon (pembeda yang haq dan batil) dan
sebagai nur (minal dulumati ila nur) membebaskan
dari segala bentuk kegelapan kepada cahaya kebenaran. Mudah-mudahan Allah
membuka hati anda untuk mau mencermatinya dengan baik, semoga Allah berkenan
memberikan taufik,hidayah,inayah dan hikmah-Nya.
Qs. Al Baqarah (2) : 269
Allah menganugerahkan
al hikmah (kefahaman yang dalam tentang Al Quran dan As Sunnah) kepada siapa
yang dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa yang dianugerahi hikmah, ia benar-benar
telah dianugerahi karunia yang banyak. Dan hanya orang-orang yang berakalah
yang dapat mengambil pelajaran (dari firman Allah).
Qs. Al ‘Ankabuut (29) : 49
Sebenarnya, Al Quran
itu adalah ayat-ayat yang nyata di dalam dada orang-orang yang diberi ilmu Dan
tidak ada yang mengingkari ayat-ayat Kami kecuali orang-orang yang zalim.
Qs. Al Anfaal (8) : 29
Hai orang-orang
beriman, jika kamu bertaqwa kepada Allah, Kami akan memberikan kepadamu Furqaan.
Dan kami akan jauhkan dirimu dari kesalahan-kesalahanmu, dan mengampuni
(dosa-dosa)mu. Dan Allah mempunyai karunia yang besar.
Qs. Al An’aam (6) : 116
Dan jika kamu menuruti
kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu
dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka, dan
mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap Allah).
Qs.
Al Mu’minuun (23) : 71
Andaikata kebenaran itu
menuruti hawa nafsu mereka, pasti binasalah langit dan bumi ini, dan semua yang
ada di dalamnya. Sebenarnya Kami telah mendatangkan kepada mereka kebanggaan
(Al Quran) tapi mereka berpaling dari kebanggaan itu
Qs. Ar Ruum (30) : 30
Maka hadapkanlah
wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang
telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah.(Itulah)agama
yang lurus, TETAPI KEBANYAKAN MANUSIA TIDAK MAU
TAHU.
Membaca
Al Quran (di luar acara keagamaan) adalah membaca untuk diri sendiri dan
dicermati maknanya serta diamalkan dalam perbuatan dari apa yang dibacanya.
Bukan karena membacanya lalu berharap dapat pahala besar. Itu namanya terjebak
oleh diri sendiri (ghurur). Bagaimana
kalau Al Quran menyuruh ke Utara anda malah jalan ke Selatan, apakah pantas
anda dapat Pahala ?. Affalla ta’ qilun - bagaimana cara berfikir Ente ?. Dan
bukan pula dengan suara keras yang akan menimbulkan kesan ingin dipuji (riya), maka anda tidak akan mendapatkan
pahala walaupun sebesar sayap nyamuk.
AJAKLAH
AL QURAN BEBICARA
maka Ia akan menjelaskan segala sesuatu
dan memberi petunjuk serta rahmat dan memberi kabar gembira untuk orang yang
berserah diri (pasrah) kepada Allah Lihat Qs. An Nahl (16) :
89.
BERTANYALAH KEPADA
ALLAH maka Allah akan menjawab Lihatlah Qs. Al
Baqarah ( 2 ) : 259 (yang bertanya orang awam) dan Qs. Al Baqarah ( 2 ) : 260 (
yang bertanya Halillullah Nabi Ibrahim as). Dan andapun diberi hak untuk
bertanya kepada Allah, dan Allah pasti menjawab asalkan anda tidak banyak
berbuat maksiat dan durhaka kepadaNya.
Allah
berfirman : Qs. Al Israa’ (17) : 36
Dan janganlah kamu mengikuti apa
– apa yang kamu tidak mempunyai ILMU tentang sesuatu persolan ( Taqlid buta ).
Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta
pertanggungan jawabnya.
Qs. Al A’raaf (7) : 55
Berdoalah kepada Tuhanmu dengan
berendah diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai
orang-orang yang melampaui batas (ngorong-ngorong).
Qs. Al A’raaf (7) : 205
Dan sebutlah (nama) Tuhanmu DALAM HATIMU dengan
merendahkan diri dan rasa takut dan dengan tidak mengeraskan suara di waktu
pagi dan petang dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang LALAI(dari
memperhatikan ayat ini).
Maka
kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat yaitu orang-orang yang lalai dari
shalatnya (LALAI dari maksud dan tujuan sholat) Al Maa’un (107) : 4 & 5
Hubungan antara Insan (yang
diciptakan) dengan Khaliq (yang menciptakannya) tidak ada
hijab/penghalang atau wasilah sesuatu
apapun. Nilai atau derajat hubungannya tergantung dari ilmu dan tingkat
kekhusyu’an seseorang dalam
menghubungkan dirinya dengan Tuhannya Qs. Al-Baqarah (2) : 45 dan 152.
Hubungan antara keduanya sangatlah sakralistik (teramat suci). Bersifat individualistik
(sangat pribadi dan sangat rahasia/strictly
confidential/wal yatalattof wala yusy’ironnabikum ahada).
Tujuan utama sholat (ruhul sholat)
adalah berjumpa dengan Allah di dalam sholatnya Qs. 2:152, maka Qs. 2:153
berlaku efektif dan jika sholatnya baik dan benar maka baiklah seluruhnya. Jadi,
sholat adalah mirajnya seorang mukmin
(orang beriman yang berilmu) asholatu
mirojul mukminin (Hadist).
Seiring
kemajuan zaman dan teknologi adanya listrik dan loudspeaker,
maka metode para Waliyullah di Jawa dengan membaca syair dandang gula, sinom parijoto, pangkur palaran, kinanti dll sudah ditinggalkan zaman
(out of order). Manusia bertambah
banyak dan terjadi hiruk pikuk, mengurus dunia yang tidak ada ujung
pangkalnya dan menyelesaikan masalah dengan masalah jadi bermasalah. Seharusnya
menyelesaikan masalah dengan MASYAA ALLAH
artinya apa sebenarnya yg dikehendaki oleh ALLAH Qs. Al Kahfi (18) : 39.
Dan tidak menyelesaikan
kesulitan dengan caranya sendiri yang berakibat menyulitkan dirinya sendiri.
Seharusnya menyelesaikan kesulitan dengan sabar dan dikembalikan pada yang
mendatangkan kesulitan (Allah) Qs. Al-Balad (90) : 4,Qs. Al - Baqarah
(2) : 155 dan 156.
Pada dasarnya (pada hakekatnya) manusia itu tidak punya apa-apa, tidak
bisa apa-apa dan tidak ngerti apa-apa (nol besar). Maka setelah
mendapatkan/menemukan/berjumpa dengan yang satu (Allah Swt), maka angka nol
berapapun diletakkan setelah angka satu menjadi berarti/bermakna.
Pengeras suara
seharusnya hanya dipakai dalam ceremonial
/ upacara keagamaaan dan bukan pada tatanan Ibadah ritual, maka menggunakan
pengeras suara yang tidak proposional menjadikan fitnah serta sangat mengganggu
ketenangan dan kenyamanan lingkungan (trouble
maker) dan yang paling saru adalah waktu diadakan dalam hajatan. Padahal
untuk dapat mencapai kekhusyu’an dalam beribadah, baik di rumah maupun di masjid
khususnya di dalam Shalat diperlukan suasana yang tenang.
Rasulullah Saw
mendatangi Gua Hira sejauh 3,5 km selama bertahun-tahun menuju
tempat yang sunyi senyap untuk mendapatkan 3 kata IQRA (Iqra pertama
bersifat Harfiah (‘Ilmal yaqin ), Iqra kedua bersifat ilmiah (‘Ainal
yaqin ), Iqra ketiga dengan ilmu-Nya menjumpai Tuhan-Nya (Haqul yaqin). Jadi kalau mau beramal yang benar (Al haqqu mirrobik) Qs. Al Baqarah (2) :
147 tanpa keraguan harus dipimpin oleh ilmu/Al
Ilmu imamul amal (berbuat amal apa saja harus dilandasi oleh ilmu).
Allah berfirman
: Qs. Al Fajr (89) : 27 – 30
27. Hai jiwa yang tenang (diperlukan
suasana lingkungan & hati yg tenang)
28. Kembalilah kepada Tuhanmu
dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya.
29. Maka masuklah ke dalam
jama'ah hamba-hamba-Ku.
30. Masuklah ke dalam Surga-Ku.
Contoh lain,
shalat Tahajud dilakukan sepertiga malam yang terakhir (suasana tenang /
hening) di syariatkan tidur lebih dulu dan mandi supaya dapat mencapai
kesegaran dan ketenangan semaksimal mungkin, untuk mendapatkan maqoman mahmuda atau derajat yang tinggi
di sisi Allah Qs.Al Isra (17) : 78 dan 79.
Subhanallahi amma yusrikuun, sungguh
Allah sami’um bashira (mendengar yang
di suarakan oleh hati) sungguh Allah latiifun
khobir (Maha Lembut dan Maha Mengetahui) sungguh Allah samiun ‘aliim (Maha Mendengar dan Maha Melihat) Dengan demikian
beribadah kepada Allah harus punya etika (sopan santun) dan jika berisik dengan
mengeraskan suara hukumnya HARAM karena menggangu orang lain yang mungkin
sedang sakit atau sedang tidur dan memaksa orang lain supaya mendengar ( la iqraha fiddin / tidak ada paksaan
dalam Agama ).
Sungguh Allah itu indah tiada tandinganNya dan
mengajarkan kita dengan Agama Islam yang indah juga, maka ada aturan yang jelas
dalam meludah, berbangkis, kencing, dan lainnya termasuk Shalat Dhuhur dan
Asharnya tidak di dzaharkan (dikeraskan) karena suasana gersang dan panas.
Identik dengan ini sebaiknya waktu Dhuhur dan Ashar cukup dengan Iqomat. Shalat Sunah Fajar (qobliatan subuh) fadilahnya lebih dari
kekayaan isi langit dan bumi dan Shalat Subuh yang disaksikan oleh para
Malaikat cukup dengan 2 raka’at karena suasananya tenang. Dan ada juga ‘Itikaf 10 hari terakhir di bulan
Ramadhan juga dalam kerangka mencari
ketenangan untuk kusyu (tenang dalam beribadah). Alhamdullillahi ladzi Arsala Rosulahu Bil Huda Wa dhinnilhaqq.
Rosullullah
bersabda :
Di akhir zaman
kelak akan ada umatku yang menyampaikan
Risalahku dengan hujjah menurut pendapat dirinya yang lemah dan didengar serta
diikuti oleh orang banyak maka bertebarlah kebodohan ( Sahih Buchari senafas dengan Qs. Lukman (31) : 20 )
Beradzanlah
dengan Mahraj yang syahdu untuk
mengAgungkan Allah yang Akbar dan kebesaran Agama Islam yang Indah. Jangan asal
teriak dengan irama yang Fals atau seperti orang menangis yang diibaratkan oleh
pak LUKMAN seperti suara keledai Qs. Lukman (31) : 19. Ketahuilah bahwa Adzan anda tidak akan dapat merobah
orang kafir jadi beriman dan orang yang tidak shalat menjadi mau shalat. Hakekat
Adzan adalah kalau anda tahu bahwa
Allah Maha Besar (Akbar), bagaimana sikap hidup anda ?. Kalau anda bersaksi
dengan syahadat, apa konsekwensinya
?. Kalau anda bersaksi jika Muhammad itu utusan Allah, apakah anda mentaati apa
yang diajarkannya ?. Kalau anda mengajak orang lain shalat (hayallah sholah), Apakah anda tahu apa
itu shalat ? Kenapa anda mengerjakan shalat ? dan dapat apa dari shalat anda ?.
Maka muadzin ahli bid’ah & pendusta kepada Allah Swt,
suaranya tidak akan menyentuh hati (qolb)
dari para pendengarnya.
Sewaktu Rasulullah di Sidratul Munthaha berhadapan dengan Allah Rabbnya, berdoa Assalamu
alaina wa alla ibadillahi Shalihin. Lalu Allah berfirman, Wahai kekasih-Ku turunlah lagi kamu ke bumi
dan perintahkanlah kepada hamba-Ku mendirikan shalat melalui jalan yang lurus
kepada-Ku dan untuk menjumpai-Ku di dalam shalatnya (Qs. Al Baqarah (2) :
152). Sebelum menjumpai-Ku di Alam Keabadian
yang penuh dengan segala kenikmatan, sebagai bagian dari rahmat-Ku untuk hamba -
hamba-Ku yang tidak menserikatkan-Aku. Beriman kepada-Ku dengan melakukan amal
saleh,berbuat baik kepada siapapun, tidak membuat kerusakan, bertaqwa kepada-Ku
saja (ahadus somad) dan berserah diri kepada-Ku.
Allah berfirman : Qs. Al Baqarah (2) : 147
Kebenaran itu
adalah dari Tuhanmu, sebab itu jangan sekali-kali kamu termasuk orang-orang
yang ragu.
Qs. Muhammad (47) : 7 “ Hai orang-orang mukmin, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia
akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.”
Qs. Ibrahim (14) : 7 “ Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya
jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu dan jika kamu
mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih"
Qs. Al Qashash (28) : 77 “ Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu
(kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari
(kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah
telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka)
bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.”
Wahai saudaraku seiman (terutama para penganjur
kebenaran haqiqi) Marilah kita memasuki masjid atau mushola dengan hati yang
bening (hikmat). Jangan menimbulkan kesan mengganggu kekhusyuan orang yang
shalat di samping anda atau yang berada diluar masjid serta mushola dengan puji
– pujian bersuara keras dan mengganggu makhluk Allah yang lain. Sungguh Allah
itu latifun khabir (Maha Halus dan
Maha Mengetahui) dan sungguh Rasulullah tidak mau mengganggu kucing yang sedang
tidur sekalipun (laa iqroha fiddin / tidak
ada paksaan dalam beragama).
Saudaraku seiman
: Marilah kita hidup sak madya saja . Sederhana dalam berbicara berfikir dan
berbuat (dalam berperilaku). Jangan terjebak
oleh dunia Qs. Fathir (35) ayat 5-6 seperti anjuran Rasulullah Saw untuk
mengusahakan dunia sesuai dengan kadar lamanya tinggal didunia dan cari untuk
akhiratmu sesuai dengan kadar keabadiannya.
Note : Jika anda dalam kesulitan (apa saja) maka
tingkatkanlah kesabarannya maka anda akan dapat pahala besar Ali Imran (3)
ayat 200 dan jika anda dalam kelapangan
rejeki (apa saja) bersyukurlah dengan banyak bersedekah maka Allah akan
menambah nik’mat bagi anda Qs. Ibrahim (14) : 7
Jangan
mendramatisir kesulitan yang akibatnya mempersulit diri sendiri dan menutup
pintu tasyakur. Lihatlah banyak sekali orang yang lebih sulit dari anda.Sebaiknya
syukuri saja apa yang ada pada hari ini, sebab hari esok kita tidak tahu apa
yang akan terjadi atas diri kita dan kita tidak tahu dibumi mana (kapan) kita
akan mati (Tomorrow is not to know one and the future is not our to see) Qs.
Lukman (31) : 34.
Allah berfirman
: Qs. Al Hasyr (59) : 18
Hai orang yang beriman
bertaqwalah kepadaKu dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah
diperbuatnya (bekal apa) yang dibawa menghadapKu dihari esok (akhirat). (sekali
lagi) bertaqwalah kepadaKu sesungguhnya Aku tahu betul apa yang kamu perbuat.
Para cendekiawan
muslim (Para Arifin & Sholihin yang terdahulu dari kita) berwasiat dalam
kearifan lokalnya : wacanen Qur’an lan
maknane, Dzikir ingkang suwe, shalat bengi lakonono, weteng siro luweono, lan wong
kang pinter kumpulono (bergaulah dengan
orang pinter).
Kisanak bermunajat : “Yaa Illahi Rabbii
telah kusampaikan Risalah-Mu sebagai amal baktiku kepada-Mu dan aku mohon
ampunan dan ridho-Mu serta kukembalikan lagi perkara ini kepada-Mu......”
Allah
berfirman : Qs. Yusuf
(12) : 106
Dan sebahagian
besar dari mereka tidak beriman kepada Allah, melainkan dalam keadaan
mempersekutukan Allah (dengan sembahan-sembahan lain).
Qs.
Al Qashash (28) : 56
Sesungguhnya
kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi
Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk.
الْحَمْدُ للَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْن
Wassalam
Note : Di copy tidak haram dan disebar luaskan mudah mudahan
Panjenengan kecipratan Pahala. Tidak ada kata kata yg lebih baik daripada amar
ma’ruf nahi munkar,dan tidak ada kebaikan melainkan balasannya kebaikan juga. ( Al Quran )
0 comments:
Posting Komentar