Minggu, 25 November 2012

Renungan ( Paradigma )


Marilah sesekali kita termenung (tafakur) memikirkan diri sendiri, apa yang telah kita kerjakan yang telah lalu (rasanya hanya beberapa hari saja/yauman aw ba’dlo yaum). Perjalanan kita ke depan masih sangat panjang sampai menembus batas waktu yang tidak ada batasnya (kholidina fiiha abada). Kita selalu disibukkan oleh urusan duniawi yang tidak ada ujung pangkalnya dan tidak pernah selesai. 

Marilah kita menghisab (mawas diri) untuk mengetahui siapa diri kita yang sebenarnya (sajatining sarira). Cobalah bayangkan seandainya kita di tengah Pulau Jawa, sebesar apa kita? Apabila kita berdiri di tengah Dunia sebesar apa?. Lalu ada apa dengan manusia?. Sebenarnya manusia tidak punya apa- apa kecuali apa yang dikaruniakan Allah, tidak bisa apa-apa kecuali apa yang diajarkan Allah, dan tidak mengerti apa-apa kecuali jika Allah memberikan pemahaman kepada hatinya. Al Quran menyebutnya sebagai dabbah ( bukan apa-apa tapi apa manusia itu / nothing but something ). Tetapi uniknya justru “kuman” yang sangat kecil ini diberi amanah oleh Allah untuk menjadi khalifah di bumi Qs. Al Ahzab (33) : 72


Allah berfirman  : Qs. Lukman (31) : 20 ; “ Tidakkah kamu perhatikan sesungguhnya Allah telah menundukan untuk (kepentingan)mu apa yang di langit dan apa yang di bumi dan menyempurnakan untukmu ni’matNya lahir dan batin. Dan diantara manusia ada yang membantah tentang (keesaan) Allah tanpa ilmu pengetahuan atau petunjuk dan tanpa kitab yang memberi penerangan.”

Dunia diciptakan oleh Allah dan ditundukan untuk Manusia dan bukan untuk yang lain. Sungguh kita berdosa, jika kita tidak mau bersyukur untuk dapat menikmati dunia sebagai karunia-Nya. Tetapi kitapun akan berdosa juga kalau dunia dijadikan sebagai tujuan dan dinikmati secara berlebihan yang dapat menimbulkan lupa pada Pemberi-Nya.Langit, bumi dan gunung bahkan para Malaikat dan Jin ditundukkan Allah supaya sujud dan hormat kepada Manusia.

Firman : Qs. Al Israa (17) : 44 : “ Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. Dan tak ada suatupun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun.

Qs. Al Mu’min (40) : 7-9 ; 7. (Malaikat-malaikat) yang memikul 'Arsy dan malaikat yang berada di sekelilingnya bertasbih memuji Tuhannya dan mereka beriman kepada-Nya serta memintakan ampun bagi orang-orang yang beriman (seraya mengucapkan): "Ya Tuhan kami, rahmat dan ilmu Engkau meliputi segala sesuatu, maka berilah ampunan kepada orang-orang yang bertaubat dan mengikuti jalan Engkau dan peliharalah mereka dari siksaan neraka yang menyala-nyala.

8. Ya Tuhan kami, dan masukkanlah mereka ke dalam syurga 'Adn yang telah Engkau janjikan kepada mereka dan orang-orang yang saleh di antara bapak-bapak mereka, dan isteri-isteri mereka, dan keturunan mereka semua. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.

9. Dan peliharalah mereka dari (balasan) kejahatan. Dan orang-orang yang Engkau pelihara dari (pembalasan) kejahatan pada hari itu maka sesungguhnya telah Engkau anugerahkan rahmat kepadanya dan itulah kemenangan yang besar."
 
Semoga Allah yang Maha Agung dan Maha Sempurna memberikan karunia RASA MALU kepada kita, sekiranya kita tidak banyak melakukan Tasbih untuk Memuji Allah melebihi mereka (makhluk ciptaan Allah yang lain).
Allah berfirman : Qs. Ar Ruum (30) : 41

Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)

Note : Dan kerusakan yang paling parah adalah merusak diri sendiri (dhalimun li nafsih).

Allah berfirman : Qs. At Tahrim (66) : 6   (Quu anfusakum wa ahlikum naaro)
Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.

Qs. Thaa haa (20) : 132
Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezki kepadamu, Kamilah yang memberi rezki kepadamu. Dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa.
Belajar mengenal Allah (ma'rifatullah) bukanlah hal yang sulit atau misteri yang rumit karena Allah menurunkan Al Quran bukan untuk mempersulit Manusia.
Qs. Qaaf (50) : 16
Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya,

Qs. An Nahl (16) : 19
Dan Allah mengetahui apa yang kamu rahasiakan dan apa yang kamu lahirkan.
 
Qs. An Nahl (16) : 90
Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.
Dan Jika Allah tahu yang terlintas di hati manusia dan lebih dekat dari urat lehernya, maka logika nalarnya tentu lebih mudah untuk menjumpai-Nya daripada untuk menjumpai Ketua RT atau Presiden yang harus melalui protokoler dengan perantaraan sebab atau wasilah lewat kuburan para Waliyullah, Kyai, Ustadz atau kepada Nabi sekalipun, dan ayat tersebut di atas mengisyaratkan kepada para pencari kebenaran hakiqi (absolut) untuk berhubungan langsung kepada sumber sebab (Allah Swt) tanpa terhalang oleh sesuatu apapun baik tulisan,bahasa ataupun suara selain suara hati. Sulit menjumpai Allah karena kita tidak menjalankan perintah Allah dan Rasul-Nya dengan baik dan benar. Rasulullah Saw bersabda secara universal (bersifat umum), jika kamu membaca Subbahanallah 33x, Alhamdulillah 33x, Allahu Akbar 33x, dan Laa illaha ilallah 1x setelah shalat, maka fadilahnya ibarat kamu berjalan tidak ada yang dapat menyusulmu. Bisa dibayangkan kalau kita membacanya 100x atau bahkan lebih setiap selesai shalat, hasilnya anda boleh rasakan sendiri. Namun dalam praktek pada umumnya shalat seperti capung cebok, selesai salam langsung ngacir.
Rasulullah SAW bersabda lagi, jika engkau membaca Laa illaha ilallah wahdahu laa syarikalah lahul mulku walahul hamdu wa huwa alla kuli syain qodir 100x, fadilahnya sama dengan membebaskan 10 budak, diampuni dosanya 100, diberi pahala 100 dan Setan tidak sanggup mengganggumu serta tidak bisa dikalahkan dalam pembicaraan yang haq, kecuali oleh orang yang mengamalkan lebih dari itu. Pertanyaanya, Apakah Panjenengan biasa mengamalkannya? Alhamdulillah wa syukurillah wallahu ‘alam bi shawab.
Sekarang marilah kita marifat (mengenal) siapa Allah, yang bisa kita jumpai dengan alat yang bernama Shalat (shalatul haq). Ashalatu mi rajul mukminin (Hadist).

Allah berfirman : Qs. Al Baqarah (2) : 152
Ingatlah kepada-Ku, niscaya Aku ingat pula kepadamu, bersyukurlah kepada-Ku dan jangan mengingkari nikmat-Ku (fadzkuruli adz kurkum wasykuruli wala takfurun. Inilah sirothol mustaqim (jalan yang lurus) bukan seperti rambut dibelah 7.
 
Setelah selesai shalat berdzikirlah dengan khusyu dan bertasbihlah sebanyak-banyaknya dengan memuji Allah seperti dianjurkan Allah dalam Al Qur’an ;
Qs. Al Ahzab (33) : 41-43
41. Hai orang-orang yang beriman, berdzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, dzikir yang sebanyak-banyaknya.
42. Dan bertasbihlah kepada-Nya diwaktu pagi dan petang.
43. Dialah yang memberi rahmat kepadamu dan malaikat-Nya (memohonkan ampunan untukmu), supaya Dia mengeluarkan kamu dari kegelapan kepada cahaya (yang terang). Dan adalah Dia Maha Penyayang kepada orang-orang mukmin.

Qs. Thahaa (20) : 130-131
130. Maka sabarlah kamu atas apa yang mereka katakan, dan bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu, sebelum terbit matahari dan sebelum terbenamnya dan bertasbih pulalah pada waktu-waktu di malam hari dan pada waktu-waktu di siang hari, supaya kamu merasa senang.
131. Dan janganlah kamu tujukan kedua matamu kepada apa yang telah Kami berikan kepada golongan-golongan dari mereka, sebagai bunga kehidupan dunia untuk Kami cobai mereka dengannya. Dan karunia Tuhan kamu ( ketaqwaan ) adalah lebih baik dan lebih kekal.

Qs. Qaaf (50) : 39-40
39. Maka bersabarlah kamu terhadap apa yang mereka katakan dan bertasbihlah sambil memuji Tuhanmu sebelum terbit matahari dan sebelum terbenam(nya).
40. Dan bertasbihlah kamu kepada-Nya di malam hari dan setiap selesai shalat.

Qs. Ath Thuur (52) : 48-49
48. Dan bersabarlah dalam menunggu ketetapan Tuhanmu, maka sesungguhnya kamu berada dalam penglihatan Kami, dan bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu ketika kamu bangun berdiri.
49. Dan bertasbihlah kepada-Nya pada beberapa saat di malam hari dan di waktu terbenam bintang-bintang (di waktu fajar).

Qs. Al Insaan (76) : 24-26
24. Maka bersabarlah kamu untuk (melaksanakan) ketetapan Tuhanmu, dan janganlah kamu ikuti orang yang berdosa dan orang yang kafir di antar mereka.
25. Dan sebutlah nama Tuhanmu pada (waktu) pagi dan petang.
26. Dan pada sebagian dari malam, maka sujudlah kepada-Nya dan bertasbihlah kepada-Nya pada bagian yang panjang dimalam hari.

Jika panjenengan kerso mengamalkan Dzikir dan Tasbih kepada Allah yang sebanyak–banyaknya (dzikron katsiro) dengan tuma’ninah dan mutma’inah, Insya Allah bisa berjumpa dengan Allah dan bersinergi dalam kebersamaan dan Kesempurnaan bahasa qodrat dan iradhat Allah yang Haq. Kebenaran Haqiki atau Absolut adalah kebenaran tanpa tulisan,tanpa bahasa,tanpa suara (tanpa hijab/penghalang/perantara apapun) kecuali suara hati (sir). Kearifan lokal menyebutnya sebagai Sir Rasa, Sir Rumangsa dan Sir Anggarbeni. 

Al Quran adalah mukjizat yang menurut cara pandang disiplin ilmu (intelektual) adalah Paradigma (cara pandang Allah terhadap segala sesuatu). Semua utusan Allah dilengkapi oleh Mukjizat dan semuanya raib (hilang) bersamaan dengan meninggalnya  para utusan Allah tersebut, kecuali Al Quran yang merupakan Mukjizat Nabi Muhammad yang selanjutnya diwariskan kepada kita (assalamu alaina wa ala ibadillahi sholihin). Banyak di antara kita kaum muslimin kurang menyadari untuk menjadikan Al Quran sebagai panutan hidup (way of life),dan bukan panutan kepada manusia atau yang lain selain hadist.
Rasullullah bersabda :
Wahai anakku Fatimah, bersodaqohlah walaupun dengan sebutir kurma. Sungguh kelak disisi Allah aku tidak dapat menolongmu kecuali jika Allah mengijinkan.
Allah berfirman : Qs. Ar Ra’d (13) : 31
Dan sekiranya ada suatu bacaan (kitab suci) yang dengan bacaan itu gunung-gunung dapat digoncangkan atau bumi jadi terbelah atau oleh karenanya orang-orang yang sudah mati dapat berbicara, (tentulah Al Quran itulah dia). Sebenarnya segala urusan itu adalah kepunyaan Allah. Maka tidakkah orang-orang yang beriman itu mengetahui bahwa seandainya Allah menghendaki (semua manusia beriman), tentu Allah memberi petunjuk kepada manusia semuanya. Dan orang-orang yang kafir senantiasa ditimpa bencana disebabkan perbuatan mereka sendiri atau bencana itu terjadi dekat tempat kediaman mereka, sehingga datanglah janji Allah. Sesungguhnya Allah tidak menyalahi janji.

Qs. Al Hasyr (59) : 21 ; ” Kalau sekiranya Kami turunkan Al-Quran ini kepada sebuah gunung, pasti kamu akan melihatnya tunduk terpecah belah disebabkan ketakutannya kepada Allah. Dan perumpamaan-perumpamaan itu Kami buat untuk manusia supaya mereka berfikir.”

Al Quran adalah mukjizat yang dikaruniakan oleh Allah kepada Nabi Muhammad Saw, dalam pelaksanaanya terjadi distorsi (pemutar balikan fakta,penyimpangan) yang diakibatkan oleh konflik kepentingan, golongan, organisasi Islam, politik, budaya (adat istiadat) dan mahzab karena pengaruh jahiliah dan hadist-hadist bodong (Israiliat) yang tidak senafas atau tidak relevan dengan Al Quran dan degradasi (kemunduran) karena taqlid buta, dengan mencium tangan kyai, ustadz, imam, pemimpin yang tidak punya jaminan tangannya bersih dari dosa dan mensakralkan (mensucikan) tulisan dan bahasa Arab, padahal seluruh tulisan dan bahasa itu di sisi Allah sama derajatnya (normatif bersifat manusiawi yang dibatasi oleh dimensi ruang dan waktu).
Kitab Taurat yang diturunkan kepada Nabi Musa as,berbahasa Yahudi (Ibrani) dan kalau Nabinya orang batak pasti Kitabnya bahasa Batak. Jadi yang dimaksud Suci bukan bahasa dan tulisannya tetapi Nur Nya (Qs. At Taghaabun (64) : 8 dan Qs. An Nur (24) : 35). Disebabkan hal tersebut di atas, maka manusia bukan mencari kebenaran tetapi memperebutkan kebenaran. Masing-masing golongan merasa benar sendiri karena tidak mengenal Allah, sehingga tidak tahu bahasa Allah yang sebenarnya unormatif  (haqiki atau Absolut). Prinsip atau dasar kebenaran haqiqi adalah kebenaran yang tidak berpihak kepada apapun selain berpihak kepada Al Haq (Allah) itu sendiri yaitu kebenaran yang bersifat Illahiyah  Qs. (2) : 147 dan bersifat lain daripada yang lain (Laisa kamitslihi syai’un).
Allah Berfirman : Qs. Al Mu’minuun (23) : 52-54
52. Sesungguhnya (agama tauhid) ini adalah agama kamu semua, agama yang satu, dan Aku adalah Tuhanmu, maka bertakwalah kepada-Ku.
53. Kemudian mereka (pengikut-pengikut rasul itu) menjadikan agama mereka terpecah belah menjadi beberapa pecahan (73 golongan). Tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada sisi mereka (masing-masing).
54. MAKA BIARKANLAH MEREKA DALAM KESESATANNYA SAMPAI SUATU WAKTU.
Qs. An Nahl (16) : 89; “ Dan ingatlah akan hari (ketika) Kami bangkitkan pada tiap-tiap umat seorang saksi atas mereka dari mereka sendiri dan Kami datangkan kamu (Muhammad) menjadi saksi atas seluruh umat manusia. Dan Kami turunkan kepadamu Al Kitab (Al Quran) UNTUK MENJELASKAN SEGALA SESUATU dan PETUNJUK SERTA RAHMAT dan KABAR GEMBIRA bagi orang-orang yang BERSERAH DIRI (Tawakal/Ridho/Ikhlas) kepada Allah Swt. “
Al Quran tidak sekedar sebagai hudan (petunjuk untuk dilaksanakan) tetapi juga sebagai furqon (pembeda yang haq dan batil) dan sebagai nur (minal dulumati ila nur) membebaskan dari segala bentuk kegelapan kepada cahaya kebenaran. Mudah-mudahan Allah membuka hati anda untuk mau mencermatinya dengan baik, semoga Allah berkenan memberikan taufik,hidayah,inayah dan hikmah-Nya.
Qs. Al Baqarah (2) : 269
Allah menganugerahkan al hikmah (kefahaman yang dalam tentang Al Quran dan As Sunnah) kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa yang dianugerahi hikmah, ia benar-benar telah dianugerahi karunia yang banyak. Dan hanya orang-orang yang berakalah yang dapat mengambil pelajaran (dari firman Allah).
Qs. Al ‘Ankabuut (29) : 49
Sebenarnya, Al Quran itu adalah ayat-ayat yang nyata di dalam dada orang-orang yang diberi ilmu Dan tidak ada yang mengingkari ayat-ayat Kami kecuali orang-orang yang zalim.
Qs. Al Anfaal (8) : 29
Hai orang-orang beriman, jika kamu bertaqwa kepada Allah, Kami akan memberikan kepadamu Furqaan. Dan kami akan jauhkan dirimu dari kesalahan-kesalahanmu, dan mengampuni (dosa-dosa)mu. Dan Allah mempunyai karunia yang besar.
Qs. Al An’aam (6) : 116
Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap Allah).
Qs. Al Mu’minuun (23) : 71
Andaikata kebenaran itu menuruti hawa nafsu mereka, pasti binasalah langit dan bumi ini, dan semua yang ada di dalamnya. Sebenarnya Kami telah mendatangkan kepada mereka kebanggaan (Al Quran) tapi mereka berpaling dari kebanggaan itu
Qs. Ar Ruum (30) : 30
Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah.(Itulah)agama yang lurus, TETAPI KEBANYAKAN MANUSIA TIDAK MAU TAHU.
Membaca Al Quran (di luar acara keagamaan) adalah membaca untuk diri sendiri dan dicermati maknanya serta diamalkan dalam perbuatan dari apa yang dibacanya. Bukan karena membacanya lalu berharap dapat pahala besar. Itu namanya terjebak oleh diri sendiri (ghurur). Bagaimana kalau Al Quran menyuruh ke Utara anda malah jalan ke Selatan, apakah pantas anda dapat Pahala ?. Affalla ta’ qilun - bagaimana cara berfikir Ente ?. Dan bukan pula dengan suara keras yang akan menimbulkan kesan ingin dipuji (riya), maka anda tidak akan mendapatkan pahala walaupun sebesar sayap nyamuk. 

AJAKLAH AL QURAN BEBICARA maka Ia akan menjelaskan segala sesuatu dan memberi petunjuk serta rahmat dan memberi kabar gembira untuk orang yang berserah diri (pasrah) kepada Allah Lihat Qs. An Nahl (16) : 89. 

BERTANYALAH   KEPADA  ALLAH    maka Allah akan menjawab Lihatlah Qs. Al Baqarah ( 2 ) : 259 (yang bertanya orang awam) dan Qs. Al Baqarah ( 2 ) : 260 ( yang bertanya Halillullah Nabi Ibrahim as). Dan andapun diberi hak untuk bertanya kepada Allah, dan Allah pasti menjawab asalkan anda tidak banyak berbuat maksiat dan durhaka kepadaNya.

Allah berfirman : Qs. Al Israa’ (17) : 36

Dan janganlah kamu mengikuti apa – apa yang kamu tidak mempunyai ILMU tentang sesuatu persolan ( Taqlid buta ). Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.

Qs. Al A’raaf (7) : 55

Berdoalah kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas (ngorong-ngorong).

Qs. Al A’raaf (7) : 205

Dan sebutlah (nama) Tuhanmu DALAM HATIMU dengan merendahkan diri dan rasa takut dan dengan tidak mengeraskan suara di waktu pagi dan petang dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang LALAI(dari memperhatikan ayat ini).

Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat yaitu orang-orang yang lalai dari shalatnya (LALAI dari maksud dan tujuan sholat)  Al Maa’un (107) : 4 & 5


Hubungan antara Insan (yang diciptakan) dengan Khaliq (yang menciptakannya) tidak ada hijab/penghalang atau wasilah sesuatu apapun. Nilai atau derajat hubungannya tergantung dari ilmu dan tingkat kekhusyu’an seseorang dalam menghubungkan dirinya dengan Tuhannya Qs. Al-Baqarah (2) : 45 dan 152.

Hubungan antara keduanya sangatlah sakralistik (teramat suci). Bersifat individualistik (sangat pribadi dan sangat rahasia/strictly confidential/wal yatalattof wala yusy’ironnabikum ahada).

Tujuan utama sholat (ruhul sholat) adalah berjumpa dengan Allah di dalam sholatnya Qs. 2:152, maka Qs. 2:153 berlaku efektif dan jika sholatnya baik dan benar maka baiklah seluruhnya. Jadi, sholat adalah mirajnya seorang mukmin (orang beriman yang berilmu) asholatu mirojul mukminin (Hadist).

Seiring kemajuan  zaman dan teknologi adanya listrik dan loudspeaker, maka metode para Waliyullah di Jawa dengan membaca syair dandang gula, sinom parijoto, pangkur palaran, kinanti dll sudah ditinggalkan zaman (out of order). Manusia bertambah banyak dan terjadi hiruk pikuk, mengurus dunia yang tidak ada ujung pangkalnya dan menyelesaikan masalah dengan masalah jadi bermasalah. Seharusnya menyelesaikan masalah dengan MASYAA ALLAH artinya apa sebenarnya yg dikehendaki oleh ALLAH Qs. Al Kahfi (18) : 39. Dan tidak menyelesaikan kesulitan dengan caranya sendiri yang berakibat menyulitkan dirinya sendiri. Seharusnya menyelesaikan kesulitan dengan sabar dan dikembalikan pada yang mendatangkan kesulitan (Allah) Qs. Al-Balad (90) : 4,Qs. Al - Baqarah (2) : 155 dan 156.

Pada dasarnya (pada hakekatnya) manusia itu tidak punya apa-apa, tidak bisa apa-apa dan tidak ngerti apa-apa (nol besar). Maka setelah mendapatkan/menemukan/berjumpa dengan yang satu (Allah Swt), maka angka nol berapapun diletakkan setelah angka satu menjadi berarti/bermakna.
  
Pengeras suara seharusnya hanya dipakai dalam ceremonial / upacara keagamaaan dan bukan pada tatanan Ibadah ritual, maka menggunakan pengeras suara yang tidak proposional menjadikan fitnah serta sangat mengganggu ketenangan dan kenyamanan lingkungan (trouble maker) dan yang paling saru adalah waktu diadakan dalam hajatan. Padahal untuk dapat mencapai kekhusyu’an dalam beribadah, baik di rumah maupun di masjid khususnya di dalam Shalat diperlukan suasana yang tenang.

Rasulullah Saw mendatangi Gua Hira sejauh 3,5 km selama bertahun-tahun menuju tempat yang sunyi senyap untuk mendapatkan 3 kata IQRA (Iqra pertama bersifat Harfiah (‘Ilmal yaqin ), Iqra kedua bersifat ilmiah (‘Ainal yaqin ), Iqra ketiga dengan ilmu-Nya menjumpai Tuhan-Nya (Haqul yaqin).  Jadi kalau mau beramal yang benar (Al haqqu mirrobik) Qs. Al Baqarah (2) : 147 tanpa keraguan harus dipimpin oleh ilmu/Al Ilmu imamul amal (berbuat amal apa saja harus dilandasi oleh ilmu).

Allah berfirman : Qs. Al Fajr (89) : 27 – 30
27. Hai jiwa yang tenang (diperlukan suasana lingkungan & hati yg tenang)
28. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya.
29. Maka masuklah ke dalam jama'ah hamba-hamba-Ku.
30. Masuklah ke dalam Surga-Ku.

Contoh lain, shalat Tahajud dilakukan sepertiga malam yang terakhir (suasana tenang / hening) di syariatkan tidur lebih dulu dan mandi supaya dapat mencapai kesegaran dan ketenangan semaksimal mungkin, untuk mendapatkan maqoman mahmuda atau derajat yang tinggi di sisi Allah Qs.Al Isra (17) : 78 dan 79.

Subhanallahi amma yusrikuun, sungguh Allah sami’um bashira (mendengar yang di suarakan oleh hati) sungguh Allah latiifun khobir (Maha Lembut dan Maha Mengetahui) sungguh Allah samiun ‘aliim (Maha Mendengar dan Maha Melihat) Dengan demikian beribadah kepada Allah harus punya etika (sopan santun) dan jika berisik dengan mengeraskan suara hukumnya HARAM karena menggangu orang lain yang mungkin sedang sakit atau sedang tidur dan memaksa orang lain supaya mendengar ( la iqraha fiddin / tidak ada paksaan dalam Agama ).
Sungguh Allah itu indah tiada tandinganNya dan mengajarkan kita dengan Agama Islam yang indah juga, maka ada aturan yang jelas dalam meludah, berbangkis, kencing, dan lainnya termasuk Shalat Dhuhur dan Asharnya tidak di dzaharkan (dikeraskan) karena suasana gersang dan panas. Identik dengan ini sebaiknya waktu Dhuhur dan Ashar cukup dengan Iqomat. Shalat Sunah Fajar (qobliatan subuh) fadilahnya lebih dari kekayaan isi langit dan bumi dan Shalat Subuh yang disaksikan oleh para Malaikat cukup dengan 2 raka’at karena suasananya tenang. Dan ada juga ‘Itikaf 10 hari terakhir di bulan Ramadhan  juga dalam kerangka mencari ketenangan untuk kusyu (tenang dalam beribadah). Alhamdullillahi ladzi Arsala Rosulahu Bil Huda Wa dhinnilhaqq.
Rosullullah bersabda :
Di akhir zaman kelak akan ada umatku  yang menyampaikan Risalahku dengan hujjah menurut pendapat dirinya yang lemah dan didengar serta diikuti oleh orang banyak maka bertebarlah kebodohan ( Sahih Buchari senafas dengan Qs. Lukman (31) : 20 )
Beradzanlah dengan Mahraj yang syahdu untuk mengAgungkan Allah yang Akbar dan kebesaran Agama Islam yang Indah. Jangan asal teriak dengan irama yang Fals atau seperti orang menangis yang diibaratkan oleh pak LUKMAN seperti suara keledai Qs. Lukman (31) : 19. Ketahuilah bahwa Adzan anda tidak akan dapat merobah orang kafir jadi beriman dan orang yang tidak shalat menjadi mau shalat. Hakekat Adzan adalah kalau anda tahu bahwa Allah Maha Besar (Akbar), bagaimana sikap hidup anda ?. Kalau anda bersaksi dengan syahadat, apa konsekwensinya ?. Kalau anda bersaksi jika Muhammad itu utusan Allah, apakah anda mentaati apa yang diajarkannya ?. Kalau anda mengajak orang lain shalat (hayallah sholah), Apakah anda tahu apa itu shalat ? Kenapa anda mengerjakan shalat ? dan dapat apa dari shalat anda ?. Maka muadzin ahli bid’ah & pendusta kepada Allah Swt, suaranya tidak akan menyentuh hati (qolb) dari para pendengarnya.
Sewaktu Rasulullah di Sidratul Munthaha berhadapan dengan Allah Rabbnya, berdoa Assalamu alaina wa alla ibadillahi Shalihin. Lalu Allah berfirman, Wahai kekasih-Ku turunlah lagi kamu ke bumi dan perintahkanlah kepada hamba-Ku mendirikan shalat melalui jalan yang lurus kepada-Ku dan untuk menjumpai-Ku di dalam shalatnya (Qs. Al Baqarah (2) : 152). Sebelum menjumpai-Ku di Alam Keabadian yang penuh dengan segala kenikmatan, sebagai bagian dari rahmat-Ku untuk hamba - hamba-Ku yang tidak menserikatkan-Aku. Beriman kepada-Ku dengan melakukan amal saleh,berbuat baik kepada siapapun, tidak membuat kerusakan, bertaqwa kepada-Ku saja (ahadus somad) dan berserah diri kepada-Ku.
Allah berfirman : Qs. Al Baqarah (2) : 147
Kebenaran itu adalah dari Tuhanmu, sebab itu jangan sekali-kali kamu termasuk orang-orang yang ragu.
Qs. Muhammad (47) : 7 “ Hai orang-orang mukmin, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.”
Qs. Ibrahim (14) : 7 “ Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih"
Qs. Al Qashash (28) : 77 “ Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.”
Wahai saudaraku seiman (terutama para penganjur kebenaran haqiqi) Marilah kita memasuki masjid atau mushola dengan hati yang bening (hikmat). Jangan menimbulkan kesan mengganggu kekhusyuan orang yang shalat di samping anda atau yang berada diluar masjid serta mushola dengan puji – pujian bersuara keras dan mengganggu makhluk Allah yang lain. Sungguh Allah itu latifun khabir (Maha Halus dan Maha Mengetahui) dan sungguh Rasulullah tidak mau mengganggu kucing yang sedang tidur sekalipun (laa iqroha fiddin / tidak ada paksaan dalam beragama).
Saudaraku seiman : Marilah kita hidup sak madya saja . Sederhana dalam berbicara berfikir dan berbuat (dalam  berperilaku). Jangan terjebak oleh dunia Qs. Fathir (35) ayat 5-6 seperti anjuran Rasulullah Saw untuk mengusahakan dunia sesuai dengan kadar lamanya tinggal didunia dan cari untuk akhiratmu sesuai dengan kadar keabadiannya.

Note : Jika anda dalam kesulitan (apa saja) maka tingkatkanlah kesabarannya maka anda akan dapat pahala besar Ali Imran (3) ayat 200 dan jika anda dalam kelapangan rejeki (apa saja) bersyukurlah dengan banyak bersedekah maka Allah akan menambah nik’mat bagi anda Qs. Ibrahim (14) : 7

Jangan mendramatisir kesulitan yang akibatnya mempersulit diri sendiri dan menutup pintu tasyakur. Lihatlah banyak sekali orang yang lebih sulit dari anda.Sebaiknya syukuri saja apa yang ada pada hari ini, sebab hari esok kita tidak tahu apa yang akan terjadi atas diri kita dan kita tidak tahu dibumi mana (kapan) kita akan mati (Tomorrow is not to know one and the future is not our to see) Qs. Lukman (31) : 34.

Allah berfirman : Qs. Al Hasyr (59) : 18

Hai orang yang beriman bertaqwalah kepadaKu dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya (bekal apa) yang dibawa menghadapKu dihari esok (akhirat). (sekali lagi) bertaqwalah kepadaKu sesungguhnya Aku tahu betul apa yang kamu perbuat.

Para cendekiawan muslim (Para Arifin & Sholihin yang terdahulu dari kita) berwasiat dalam kearifan lokalnya : wacanen Qur’an lan maknane, Dzikir ingkang suwe, shalat bengi lakonono, weteng siro luweono, lan wong kang  pinter kumpulono (bergaulah dengan orang pinter).

Kisanak bermunajat : “Yaa Illahi Rabbii telah kusampaikan Risalah-Mu sebagai amal baktiku kepada-Mu dan aku mohon ampunan dan ridho-Mu serta kukembalikan lagi perkara ini kepada-Mu......”
Allah berfirman  : Qs. Yusuf (12) : 106
Dan sebahagian besar dari mereka tidak beriman kepada Allah, melainkan dalam keadaan mempersekutukan Allah (dengan sembahan-sembahan lain).
Qs. Al Qashash (28) : 56
Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya  dan Allah lebih mengetahui orang-orang  yang mau menerima petunjuk.


الْحَمْدُ للَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْن

Wassalam
























Note : Di copy tidak haram dan disebar luaskan mudah mudahan Panjenengan kecipratan Pahala. Tidak ada kata kata yg lebih baik daripada amar ma’ruf nahi munkar,dan tidak ada kebaikan melainkan balasannya kebaikan juga.   ( Al Quran )

0 comments:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...